
Dalam kalender Islam, setiap 10 Dzulhijjah umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha. Perayaan tersebut dilaksanakan dengan cara umat Islam berkumpul di pagi hari untuk menunaikan sholat Ied berjamaah baik di tanah lapang atau di masjid. Setelah selesai shalat, barulah penyembelih hewan Qurban dilaksanakan.
Sebagaimana perintah Allah subhanahu wa ta’ala dalam firman-Nya, Q.S. Al-Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ
Fa ṣalli lirabbika wan-ḥar
Artinya: “Maka laksanakanlah sholat karena Tuhanmu, dan berQurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).”
Selain itu, menyembelih hewan Qurban juga dapat dilaksanakan pada hari-hari Tasyrik, yakni pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Semua hari Tasyrik adalah waktu menyembelih Qurban,” (HR. Ahmad).
Sejarah Idul Adha
Sejarah dimulakannya perayaan Idul Adha adalah ketika Nabi Ibrahim ‘alaihi salam mendapat perintah dari Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengorbankan putranya Ismail disembelih. Hal tersebut dijalankan oleh Nabi Ibrahim sebagai wujud kepatuhannya terhadap Allah subhanahu wa ta’ala.
Dalam Q.S. As-Saffat ayat 102, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa perintah itu disampaikan Allah kepada Nabi Ibrahim melalui mimpinya. Dan anaknya pun bersedia menyanggupi perintah Allah untuk disembelih.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يٰبُنَيَّ اِنِّيْٓ اَرٰى فِى الْمَنَامِ اَنِّيْٓ اَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرٰىۗ قَالَ يٰٓاَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُۖ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰبِرِيْنَ
Fa lammā balaga ma’ahus-sa’ya qāla yā bunayya innī arā fil-manāmi annī ażbaḥuka fanẓur māżā tarā, qāla yā abatif’al mā tu`maru satajidunī in syā`allāhu minaṣ-ṣābirīn
Artinya: “Maka ketika anak itu sampai (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insyaa Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Namun, sebelum Nabi Ibrahim menyembelih putranya, Allah telah gantikan Ismail dengan hewan sembelihan berupa seekor domba. Hal ini tertuang dalam Q.S. As-Saffat ayat 107:
وَفَدَيْنٰهُ بِذِبْحٍ عَظِيْمٍ
Wa fadaināhu biżib-ḥin ‘aẓīm
Artinya: “Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
Untuk memperingati kejadian tersebut, hewan ternak pun disembelih oleh umat Islam sebagai Qurban di setiap tahun. Lalu, hewan Qurban tersebut diberikan kepada keluarga, tetangga dan orang miskin. Idul Adha biasanya disebut juga sebagai Idul Qurban atau Lebaran Haji.
Makna Idul Adha
Idul Adha juga dikenal sebagai Yaumun Nahri (Hari Raya Qurban) dan ini merupakan perintah agama.
Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah yang meriwayatkan bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda, “Barangsiapa memiliki kelapangan rizki lalu ia tidak menyembelih hewan qurban, maka jangan lah ia mendekati tempat kami sholat”
Makna Hari Raya Qurban dalam kehidupan sehari-hari dapat direnungkan kembali dari pengorbanan Nabi Ibrahim ‘alaihi salam, seperti apa yang kita berikan kepada keluarga yang telah membesarkan kita sejak kecil maupun kepada negara.
Hikmah Idul Adha
Hikmah yang dapat dipetik dari Hari Raya Qurban 2020, seperti yang dikutip dari buku ‘Mata Air Dakwah’ karya Rosidin, adalah kesungguhan dalam melakukan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena pada saat yang sama dengan ibadah haji, kesempatan untuk pergi ke Mekkah adalah sebuah keistimewaan.
Selain itu, hikmah lain dari Hari Raya Qurban adalah tentang sebuah perjuangan. Karena rangkaian ibadah haji di tanah suci selama bulan Dzulhijjah dapat menjadi cerminan dari perjuangan.